Memperingati hari kesaktian pancasila yang jatuh pada setiap tanggal 01 Oktober tiap tahunnya, memberikan pengalaman dan pandangan bagi setiap warga Negara Indoneia untuk senantiasa menjadikan pancasila sebagai way of life bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila adalah dasar filosofis negara Indonesia yang menjelma dalam bentuk ideologi dan pandangan hidup bangsa. Kata “Pancasila” berasal dari bahasa Sanskerta, di mana “Panca” berarti lima, dan “Sila” berarti prinsip atau asas. Pancasila mengandung lima prinsip utama yang menjadi landasan bagi bangsa Indonesia dalam membangun negara dan masyarakat yang adil, makmur, dan bermartabat.
Pancasila selalu mengajarkan prinsip penting menjadi acuan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila dalam pancasila memiliki penekan tersendiri untuk diimplementasikan bagi kehidupan yang lebih moderat dan berkeadaban.
Prinsip pertama dari Pancasila adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Prinsip ini menegaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan moral dan spiritual bagi bangsa Indonesia. Meskipun Indonesia memiliki beragam agama, prinsip ini mengakui pentingnya keberagaman agama dan keyakinan dalam harmoni dan toleransi.
Prinsip kedua adalah “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Pancasila menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan memastikan keadilan sosial bagi semua warga negara. Prinsip ini mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Prinsip ketiga adalah “Persatuan Indonesia”. Prinsip ini menekankan pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman suku, budaya, dan bahasa. Pancasila mendorong solidaritas nasional yang kuat sebagai landasan utama untuk mencapai tujuan bersama.
Prinsip keempat adalah “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Pancasila menekankan prinsip demokrasi sebagai cara untuk mencapai keputusan yang adil dan berkeadilan. Prinsip ini mengakui pentingnya peran rakyat dalam proses pengambilan keputusan.
Prinsip kelima adalah “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Prinsip ini menekankan pentingnya redistribusi kekayaan dan kesempatan untuk memastikan kesejahteraan sosial bagi semua lapisan masyarakat. Pancasila menuntut perlindungan dan pemberian hak kepada yang lemah dan miskin.
Pancasila bukan hanya sebuah teori atau konsep, melainkan merupakan pandangan hidup yang telah membentuk karakter bangsa Indonesia selama puluhan tahun. Pancasila menjadi dasar hukum dan moral dalam menjalankan negara, menjaga persatuan, dan mengembangkan potensi bangsa. Dalam bingkai Pancasila, Indonesia berupaya untuk menjadi negara yang demokratis, adil, dan berkeadilan sosial, yang menghargai keberagaman dan mempromosikan perdamaian di dalam dan di luar negeri. Pancasila adalah pondasi yang kokoh bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan dan terus berjuang menuju cita-cita kemerdekaan dan kesejahteraan bersama.
Dalihan Na Tolu
Dalihan na Tolu adalah pondasi kuat budaya Batak yang memberikan panduan etika dan moral bagi masyarakatnya. Konsep ini mencerminkan nilai-nilai sosial, keagamaan, dan ekologis yang menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari masyarakat Batak. Selain itu, Dalihan na Tolu juga berfungsi sebagai alat untuk menjaga harmoni sosial, solidaritas, dan perdamaian dalam komunitas Batak.
Dalihan Na Tolu merupakan suatu susunan batu yang terdiri dari tiga batu yang punya kesamaan dalam pondasi, ketinggian untuk memasak sebagaimana yang biasa digunakan oleh masyarakat batak.
Dalihan Na Tolu yang terdiri dari Mora (Keluarga dari Menantu Perempuan), Kahanggi (Teman Satu Marga), Anak Boru (Keluarga dari Menantu Laki-laki), dalam kehidupan masyarakat batak, Falsafah Dalihan Na Tolu mengadopsi nilai kebersamaan dan saling menghormati dalam budaya Batak. Ini mencakup penghormatan terhadap orang tua, leluhur, dan para tetua adat.
Dalihan Na Tolu juga mengatur kehidupan masyarakat yang lebih luas dengan tiga prinsip kehidupan ini:
Holong (Hubungan Manusia dengan Tuhan): Holong menekankan hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ini mencakup nilai-nilai keagamaan, penghormatan terhadap dewa-dewi, dan pelaksanaan ritual keagamaan.
Hagabeon (Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia): Hagabeon berfokus pada hubungan manusia dengan sesama manusia. Ini mencakup nilai-nilai seperti saling menghormati, tolong-menolong, dan sikap peduli terhadap sesama.
Hata (Hubungan Manusia dengan Alam dan Lingkungan): Hata menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam dan lingkungan sekitar. Ini mencakup etika dalam berburu, bertani, dan beraktivitas lainnya yang berhubungan dengan alam.
jika dilihat dari kacamata Dalihan Na Tolu, Prinsip ini hubungan, manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia dengan lingkungan juga menjadi sesuatu yang sangat fundamental bagi kehidupan masyarakat batak. Hal yang sama juga ditanamkan oleh Pancasila melalui prinsip pada setiap sila pancasila, mulai dari prinsip ketuhanan. Kemanusiaan, persatuan, kesamaan dan keadilan yang menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.