Menyampaikan Pesan Agama Melalui Konser Besek

Bagikan Info Ini:

Misi dari dakwah Islam adalah menyampaikan pesan agama, sedangkan agama itu sendiri adalah nilai dan ajaran yang membawa pada keselamatan. Menyampaikan pesan agama melaui dakwah merupakan anjuran agama, sebagaiamana Rasulullah Muhammad diutus untuk menyampaikan ajaran agama dengan cara yang ramah “Buitstu bil hanīfiyati al-samhah”. Agama adalah insprirasi, sehingga kerap kali ajaran agama disampaikan dengan cara yang variatif, tergantung pada media yang digunakan agar misi dari dakwah itu sendiri dapat tercapai, salah satu dari metode yang digunakan adalah konser besek.

Konser besak adalah sebuah metode dakwah kepada masyarakat ataupun hailayak umum dengan cara tabligh, hal ini kerap dilakukan pada saat hari-hari besar Islam, seperti peringatan Maulid Nabi besar Muhammad saw., Peringatan Isra dan Mi’raj, Peringatan tanggal satu Muharram, Peringatan Nuzulul Qur’an dan beberapa peringatan islam lainnya.

Disebut sebagai konser besek adalah karena pada saat pelaksanaan dakwah masyarakat atau para jama’ah senantiasa dengan ikhlas dan totalitas berbondong-bondong membawa besek (yaitu wadah makanan yang biasa berisikan nasi, dan beberapa ragam lauk pauk) untuk dibawa ke masjid atau tempat tertentu yang digunakan jamah berkumpul demi merapat tradisi nenek moyang yang telah melakukan dalam waktu ratusan tahun lamanya. Lalu nasi atau besek yang dibawanya tersebut akan dicampur bersama-sama dengan besek jama’ah lainnya, dan sembari mendengarkan tausiah agama oleh seorang yang dianggap alim, seperti Kyai, Buya, Ustadz atau Tuan Guru dan lainnya, guna tabarrukan (mengharap keberkahan ilmu), hingga kemudian doa bersama dan dibagikan kembali besek yang ada, tanpa adanya egosentrik, artinya apa yang kita bawa belum tentu yang akan kita bawa pulang, karena mungkin kita akan membawa besek yang dibawa oleh saudara-saudara jama’ah yang lainnya.

Konser besek ini merupakan kreatifitas umat Islam dan sebuah ekspresi yang diwujudkannya demi sebuah misi besar dalam momentum agama. Karena agama adalah inspirasi, sehingga terkadang muncul banyak ide dan gagasan serta ekspresi unik yang dilakukan oleh masyarakat guna menyambut hari-hari mulia dan membahagiakan. Hingga kemudian seorang alim tersebut menyampaikan pesan-pesan agama dengan santun, damai, renyah dan mudah dipahami, metode ini merupakan cara yang tradisional dan mudah untuk menyentuh lubuk hati para jama’ah.

Meskipun sejatinya umat Islam memperingati hari-hari besar di setiap tahunnya, namun peringatan itu bukanlah menjadi beban, dan bahkan merupakan even yang membahayakan dan ditunggu-tunggu. Seperti pesan-pesan silaturahmi, shadaqah dan mengajak untuk shalat dan ibadah kepada Allah serta memperbanyak amal shalaih. Meskipun tradisi konser besek ini tiap tahun dilakukan danm bahkan berulang kali dalam tiap hari-hari besar. Jika kita dari kecil di usia 5 tahun sudah mengikuti orang tua dan kawan-kawan kecil kita memperingatai Maulid Nabi misalnya, sedangkan usia kita telah 40 tahun, berarti kita telah merayakan hari besar tersebut selama 35 tahun, sungguh luar biasa.

Pesan-pesan agama dalam konser besek ini sangat diminati oleh masyarakat pada umumnya, terutama di masyarakat pedesaan, bahkan menggelar acara di lapanga atau alon-alon, mengangat banyaknya jama’ah yang ikut serta memperingati yang tidak hanya dari jama’ah satu masjid, melainkan kumpulan dari beberapa masjid yang tergabung di dalamnya.

Akhirnya, apapun metode dan pendekatan yang para dai lakukan untuk berdakwah, yang menjadi esensi adalah bagaimana pesan-pesan agama tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Karena sejatinya dakwah adalah mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, sungguh-sungguh tidak harus gaduh dan sebagainya. Wallahu’alam.

Penulis:

Dr. Agus Hermanto, MHI

Dosen UIN Raden Intan Lampung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *